Bolehkah Sekali Saja Kumenangis: Ketika Luka Tak Lagi Bisa Disembunyikan

“Bolehkah Sekali Saja Kumenangis” adalah film drama emosional yang menyuarakan sisi terdalam manusia: keinginan untuk terlihat kuat, meski sesungguhnya rapuh. Disutradarai oleh Tumpal Tampubolon, film ini mengeksplorasi luka batin, kesepian, dan pencarian makna hidup—dalam balutan narasi yang tenang namun menghantam.

Sinopsis Singkat: Tangis yang Tak Pernah Diizinkan

Film ini mengikuti kisah Raga (diperankan oleh Jerome Kurnia), seorang pria muda yang selama hidupnya dibesarkan dengan prinsip: “Laki-laki tidak boleh menangis.” Di tengah kerasnya tuntutan keluarga dan realitas sosial, Raga tumbuh menjadi pribadi yang tertutup, menekan segala emosi hingga tak tersisa ruang untuk dirinya sendiri.

Namun, segalanya berubah ketika ia bertemu Tala (Sheila Dara), seorang seniman yang jujur dengan perasaannya dan tak takut memperlihatkan luka. Pertemuan mereka bukan hanya menjadi pelarian bagi Raga, tapi juga cermin yang memperlihatkan siapa dirinya sebenarnya.

Tema Cerita: Ketegaran yang Melelahkan

Luka yang Terbungkam

Film ini bicara banyak soal toxic masculinity dan bagaimana masyarakat sering mengajarkan laki-laki untuk menahan tangis, menyembunyikan kesedihan, dan selalu tampil kuat. Raga adalah potret dari banyak orang yang belajar untuk “baik-baik saja” meskipun hatinya porak-poranda.

Pertemuan yang Mengubah Hidup

Tala hadir sebagai kontras yang menyeimbangkan dunia Raga. Lewat seni, puisi, dan percakapan-percakapan sederhana, Raga perlahan belajar bahwa menangis bukan tanda kelemahan, tapi bentuk kejujuran. Dari situlah, perjalanan emosionalnya dimulai—penuh konflik batin, tapi juga harapan.

Visual, Musik, dan Atmosfer

Secara visual, film ini tampil minimalis namun efektif. Setiap adegan dirancang dengan pencahayaan natural, menggambarkan suasana hati tokoh utama. Musik latarnya pun tak berlebihan—justru sunyi di beberapa bagian, memperkuat rasa sepi yang dialami Raga.

Judulnya sendiri, “Bolehkah Sekali Saja Kumenangis”, menjadi doa kecil dari seseorang yang lelah berpura-pura kuat. Sebuah kalimat sederhana yang menyimpan ribuan emosi yang selama ini tertahan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *