Film Alena: Anak Ratu Iblis merupakan salah satu film horor Indonesia yang menyajikan cerita segar dengan fokus pada dunia anak-anak, namun tetap dibalut dengan nuansa mistis dan supranatural yang menyeramkan. Dirilis pada tahun 2022, film ini disutradarai oleh Sarjono Sutrisno dan menjadi sorotan karena mengangkat tema keluarga, pengasuhan, dan sisi gelap dari dunia anak-anak yang jarang dieksplorasi dalam genre horor lokal.
Sinopsis: Anak Ajaib atau Anak Iblis?
Cerita film Alena: Anak Ratu Iblis dimulai saat pasangan muda, Hesti (Anggika Bölsterli) dan Mahesa (Temmy Rahadi), menemukan seorang anak kecil bernama Alena (Ciara Nadine Brosnan) di tengah hutan dalam kondisi misterius. Karena tak tega meninggalkannya, mereka memutuskan untuk mengadopsi Alena dan membawanya pulang ke rumah.
Awalnya, kehadiran Alena membawa kebahagiaan dalam keluarga kecil tersebut. Namun, berbagai kejadian janggal mulai terjadi. Barang-barang di rumah bergerak sendiri, tetangga mengalami gangguan, dan hewan peliharaan mereka mendadak mati tanpa sebab. Tak butuh waktu lama sampai Hesti dan Mahesa menyadari bahwa Alena bukanlah anak biasa.
Di balik wajah polosnya, Alena menyimpan kekuatan gelap yang berhubungan dengan makhluk supranatural kuno: Ratu Iblis. Kehadiran Alena perlahan membuka pintu menuju dunia kegelapan yang menuntut lebih dari sekadar kasih sayang orang tua.
Unsur Horor yang Menegangkan
1. Anak Kecil sebagai Sumber Teror
Film ini memanfaatkan konsep “anak polos yang menyeramkan” dengan sangat efektif. Sosok Alena yang tenang namun misterius membuat penonton terus bertanya-tanya, siapa sebenarnya dia? Aura mengancam yang dibawanya membuat setiap adegan terasa mencekam, meski tanpa banyak jumpscare berlebihan.
2. Efek Visual dan Suasana yang Mendukung
Efek visual dalam Alena cukup memadai untuk membangun atmosfer horor. Penggunaan pencahayaan gelap, musik latar yang meresahkan, dan suara-suara gaib memberikan pengalaman menonton yang intens. Beberapa adegan ritual juga menambah kedalaman cerita dan nuansa mistis yang kuat.
3. Konflik Emosional dalam Keluarga
Selain menakutkan, film ini juga menyentuh aspek emosional, terutama konflik batin antara keinginan untuk menjadi orang tua dan kenyataan pahit dari anak yang diadopsi. Hesti sebagai tokoh ibu ditampilkan dalam dilema yang menarik, antara naluri keibuan dan ketakutan akan kebenaran.