Sabtu Bersama Bapak (2023) adalah sebuah film drama Indonesia yang berhasil mencuri perhatian banyak penonton. Dibuat oleh sutradara Archipelago Sinema, film ini menyajikan kisah emosional dan penuh makna tentang hubungan keluarga, khususnya antara seorang ayah dan anak-anaknya. Cerita yang diangkat dari novel karya Adhitya Mulya ini menggabungkan kehangatan, kesedihan, dan kebersamaan dalam cerita yang sangat relatable bagi banyak orang.
Sinopsis Film Sabtu Bersama Bapak
Film ini bercerita tentang kehidupan sebuah keluarga yang terpaksa berhadapan dengan kenyataan pahit setelah sang kepala keluarga, Bapak, didiagnosis dengan penyakit serius. Sang ayah yang diperankan oleh Tora Sudiro berusaha memberikan warisan yang tidak berbentuk materi kepada anak-anaknya, yaitu nilai-nilai kehidupan yang penuh dengan kebijaksanaan dan kasih sayang. Agar anak-anaknya bisa merasakan kehadirannya meskipun fisiknya tidak ada, ia membuat sebuah tradisi, yaitu Sabtu Bersama Bapak. Setiap hari Sabtu, meski sudah meninggal, Bapak akan “hadir” dalam bentuk video yang direkam sebelumnya untuk memberikan pesan dan nasehat kepada anak-anaknya.
Konflik utama dalam film ini terjadi ketika anak-anak Bapak mulai merasa kesulitan untuk menjalani hidup tanpa kehadiran fisik sang ayah, meskipun mereka sudah berusaha mengikuti petunjuk yang diberikan melalui video. Mereka mulai meragukan apakah mereka bisa hidup sesuai dengan ajaran Bapak tanpa ada di dekat mereka.
Karakter dan Pesan Moral
Karakter utama dalam film ini adalah Bapak, yang meskipun tidak lagi ada secara fisik, namun tetap memberi pengaruh besar terhadap kehidupan anak-anaknya. Peran yang dimainkan dengan sangat baik oleh Tora Sudiro ini menunjukkan sosok ayah yang penuh kasih sayang, bijaksana, dan rela berkorban demi kebahagiaan keluarganya. Ia bukan hanya seorang ayah yang menjadi sosok otoriter, tetapi juga seorang sahabat yang bisa diandalkan oleh anak-anaknya.
Film ini memberikan pesan moral yang sangat kuat tentang pentingnya komunikasi dalam keluarga dan bagaimana kenangan akan orang yang kita cintai bisa menjadi kekuatan dalam menjalani kehidupan. Meskipun ada kesedihan yang mendalam karena kehilangan, film ini mengingatkan kita bahwa kehadiran orang yang kita cintai tidak selalu terikat pada fisik, melainkan pada nilai-nilai dan kenangan yang mereka tinggalkan.