Milea: Suara dari Dilan — Romansa Remaja dari Sudut Pandang yang Berbeda

Milea: Suara dari Dilan adalah penutup dari trilogi film Dilan yang sukses besar di Indonesia. Dirilis pada tahun 2020, film ini memberikan sudut pandang baru dalam kisah cinta remaja yang sempat membuat penonton baper di dua film sebelumnya. Kali ini, giliran Dilan yang bercerita—mengungkapkan isi hatinya tentang cinta, kehilangan, dan kenangan yang tak bisa diulang.

Sinopsis Film Milea: Suara dari Dilan

Disutradarai oleh Fajar Bustomi dan Pidi Baiq, film ini masih dibintangi oleh Iqbaal Ramadhan sebagai Dilan dan Vanesha Prescilla sebagai Milea. Tidak seperti dua film sebelumnya yang berfokus pada kisah dari sudut pandang Milea, film ketiga ini mengajak penonton melihat dunia dari mata Dilan.

Film ini mengupas perjalanan hubungan Dilan dan Milea sejak awal bertemu, bagaimana mereka saling jatuh cinta, hingga konflik yang membuat mereka berpisah. Dilan menceritakan semuanya dalam bentuk narasi pribadi, memberi ruang bagi penonton untuk lebih memahami latar belakang sikap dan keputusan yang ia ambil.

Perspektif Dilan yang Lebih Dewasa

Salah satu daya tarik utama dari Milea: Suara dari Dilan adalah perspektif baru yang diberikan oleh narasi Dilan. Film ini memperlihatkan sisi Dilan yang lebih dewasa, lebih emosional, dan penuh penyesalan.

Penonton yang sebelumnya mungkin menganggap Dilan sebagai sosok cuek dan bad boy, kini bisa melihat bahwa di balik itu semua, ia adalah remaja yang mencintai dengan tulus namun kesulitan mengekspresikan diri dengan benar. Suara hati Dilan terasa jujur dan menyentuh, terutama ketika ia mengungkapkan bahwa perpisahan bukanlah hal yang ia inginkan.

Nostalgia dan Visual Bandung 90-an

Secara visual, film ini masih mempertahankan estetika khas tahun 90-an, dengan latar kota Bandung yang ikonik. Musik, kendaraan, hingga gaya berpakaian semua mendukung suasana nostalgia yang kuat. Ini menjadi nilai plus tersendiri, terutama bagi penonton yang ingin kembali ke masa-masa SMA dengan segala keromantisannya.

Chemistry antara Iqbaal dan Vanesha tetap menjadi kekuatan utama. Meskipun film ini lebih fokus pada narasi internal Dilan, interaksi mereka tetap memikat dan emosional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *